OpenAI Gemparkan India! Bangun Pusat Data Raksasa Senilai Rp7.700 Triliun

OpenAI tengah menyiapkan rencana ambisius untuk membangun pusat databerskala gigawatt di India, sebagai bagian dari ekspansi global Stargate yang diproyeksikan menelan biaya hingga US$500 miliar.

Proyek tersebut menandai langkah besar OpenAI dalam memperkuat infrastruktur kecerdasan buatandi kawasan Asia.

Berdasarkan laporan Reuters, pusat data yang direncanakan akan memiliki kapasitas minimal 1 gigawatt, menjadikannya salah satu fasilitas komputasi terbesar di dunia.

Saat ini, OpenAI belum menentukan lokasi pasti maupun jadwal pembangunan, tetapi perusahaan telah memulai proses pencarian mitra lokal.

Langkah ini selaras dengan strategi perusahaan membangun jaringan pusat data berskala besar di berbagai wilayah, termasuk AS, Uni Eropa, Uni Emirat Arab dan Norwegia.

Langkah Strategis OpenAO di Pasar India

Sebagai bagian dari persiapan, OpenAI telah mendaftarkan entitas hukum di India dan berencana membuka kantor pertamanya di New Delhi pada akhir tahun 2025.

Kehadiran fisik ini dianggap penting untuk mendukung implementasi proyek sekaligus memperkuat koordinasi dengan pemangku kepentingan lokal.

CEO Sam Altman dijadwalkan berkunjung ke India bulan ini dan diperkirakan akan mengumumkan rencana pusat data tersebut secara resmi.

India menjadi pilihan strategis mengingat populasinya yang besar dan posisinya sebagai salah satu pasar teknologi paling dinamis di dunia.

Dengan meningkatnya permintaan akan layanan berbasis AI, kehadiran pusat data raksasa di wilayah ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi digital sekaligus memperkuat posisi India di panggung teknologi global.

Meski demikian, tantangan pembiayaan menjadi sorotan utama. Hingga Agustus 2025, belum ada dana yang dikumpulkan untuk mendukung proyek Stargate, meskipun inisiatif tersebut telah diumumkan sejak awal tahun.

Baca juga:  Waspada! 4 Token Ini Bakal Banjir Pasar Akhir Agustus 2025

Skeptisisme juga muncul dari kalangan industri. Elon Musk, salah satu tokoh teknologi terkemuka, mempertanyakan kemampuan OpenAI dan mitra-mitranya dalam mewujudkan proyek dengan nilai investasi ratusan miliar dolar AS.

Estimasi Biaya dan Dampak Global

Berdasarkan laporan Barron’s, CEO Nvidia Jensen Huang mengungkapkan bahwa satu pusat data berskala gigawatt diperkirakan membutuhkan biaya sekitar US$50 miliar. Dari jumlah itu, sekitar US$35 miliar digunakan untuk perangkat keras Nvidia, sementara US$15 miliar lainnya mencakup infrastruktur tambahan.

“Permintaan akan pusat data AI terus meningkat dan investasi ini bisa mendorong belanja infrastruktur global ke level triliunan dolar AS,” ujar Huang.

Jika terealisasi, proyek ini berpotensi meningkatkan pengeluaran infrastruktur AI tahunan dunia hingga US$3–4 triliun pada 2030.

Angka tersebut mencerminkan percepatan besar dalam pembangunan sarana pendukung teknologi kecerdasan buatan, sekaligus menegaskan skala ambisius yang sedang ditempuh OpenAI bersama mitranya.

Selain dampak ekonomi, kehadiran pusat data ini juga dapat memperkuat rantai pasok teknologi AI global. Dengan India sebagai salah satu lokasi utama, distribusi infrastruktur akan lebih merata dan mengurangi ketergantungan pada kawasan tertentu.

Namun, tanpa kepastian pembiayaan, proyek Stargate masih menyisakan tanda tanya besar bagi para pengamat industri.