Kisah Negeri Terbaik di Bumi, Peninggalan Ratu Balqis

Bicara tentang kaum Saba, kita memasuki wilayah keajaiban dunia. Kaum sabar ini telah diberikan berbagai nikmat oleh Allah SWT yang tidak diberikan kepada negeri-negeri lain di dunia pada masa itu.

Allah SWT memutuskan untuk mengabadikan kisah mereka dalam Alquran yang termasyhur hingga mendapat surat tersendiri, yaitu Surah Saba, menunjukkan betapa pentingnya kisah ini.

Kisah kaum Saba ini dituturkan oleh Allah SWT dalam Surah Saba, dimulai dari ayat 15 hingga 19. Sebelum masuk ke rincian kisahnya, mari kita mengenal lebih lanjut siapa sebenarnya kaum Saba dan bagaimana negeri mereka dulu.

Ilustrasi Negeri Saba
Ilustrasi Negeri Saba

Negeri Saba berada di daerah Yaman, tepatnya di wilayah Makna. Negeri ini dihuni oleh seorang raja yang bernama Amir atau juga dikenal dengan nama Abdul Syamsi, yang memimpin suku-suku dari kabilah mereka.

Setelah pembangunan bendungan yang memungkinkan irigasi di daerah Maghrib tempat penulis belajar, wilayah Maghrib kemudian menjadi ibukota di masa pemerintahan raja Saba, Abdul Syamsi. Nama-nama ini masih dikenal hingga sekarang karena bendungan itu sendiri dan sungai di belakang markas tempat penulis belajar.

Keberadaan negeri Saba ini memiliki kaitan erat dengan bendungan atau irigasi yang membentang di daerah tersebut. Ketika bendungan tersebut dibuka dan air melimpah seperti banjir, jalan raya pun tenggelam di dalam air. Namun, ketika bendungan ditutup dan air surut, banyak genangan air yang mengandung ikan, terutama ikan mujair dan ikan jenis lain yang mudah ditangkap.

Lokasi sebenarnya dari negeri Saba memiliki beragam pendapat, tetapi yang paling masyhur di kalangan ulama sejarah dan ahli tafsir adalah bahwa Saba berada di Jazirah Arab, terutama di wilayah Yaman atau lebih spesifik lagi di daerah Maghrib. Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa Saba terletak di Ethiopia, pandangan ini kurang mendapat dukungan yang luas.

Dalam Surah Saba ayat 15 dan seterusnya, Allah SWT menjelaskan betapa besarnya nikmat-nikmat yang diberikan kepada kaum Saba. Negeri ini memiliki ciri-ciri yang menunjukkan kuasa Allah, di antaranya adalah dua kebun yang berada di sebelah kiri dan kanan tempat kediaman mereka.

Mereka dianugerahi rezeki melimpah dari Allah dan dianjurkan untuk bersyukur kepada-Nya. Negeri Saba dijuluki sebagai “negeri yang baik dan memiliki Rabb Yang Maha Pengampun.”

Namun, kelalaian kaum Saba dalam bersyukur kepada Allah dan kemerosotan akhlak mereka berujung pada siksaan Allah. Mereka berbalik dari keimanan dan menyembah matahari dan bulan, serta berlaku sombong.

Siksaan yang diterima oleh kaum Saba datang dalam bentuk banjir yang menghancurkan negeri dan bendungan mereka, serta menghapuskan kebun-kebun yang subur. Allah mengazab mereka sebagai akibat dari perbuatan kufur dan keingkaran mereka.

Dalam konsekuensi berikutnya, Allah memperingatkan manusia dengan kisah kaum Saba sebagai pelajaran tentang pentingnya bersyukur kepada-Nya dan menjaga keimanan. Allah mengingatkan kita untuk tidak terperangkap dalam kenikmatan duniawi sehingga melupakan Allah dan membalikkan sikap sombong.

Dalam perkembangan selanjutnya, kaum Saba disebut sebagai contoh untuk memahami bagaimana Allah memberikan nikmat dan merestrukturisasi kehidupan mereka sebagai hukuman atas ketidakberesan mereka dalam mensyukuri nikmat-Nya.

Tiga pohon yang tetap hidup setelah segala kerusakan dan penyelamatan adalah gambaran keajaiban Allah dalam memberikan hidup dari yang telah musnah. Allah menunjukkan bahwa dalam setiap tindakan-Nya ada tanda-tanda bagi mereka yang bersabar dan bersyukur.

Kisah ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya bersyukur dan menjaga iman di tengah kenikmatan dunia. Kesombongan, ketidakberesan, dan penyembahan kepada selain Allah adalah dosa-dosa yang serius. Oleh karena itu, umat manusia harus mengambil pelajaran dari kisah kaum Saba ini agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Scroll to Top